SOSOK IBU YANG BERBEDA
Bagian tiga. “Dialah orang yang membunuh ibu kandung saya sendiri bu.”perkataan Rismi memecah kesunyian. Ucapan yang tak pantas didengar oleh anak usia sepuluh tahun pun mulai terdengar dari para ibu teman-teman Rismi. Ayahnya tetap menunduk. Kini dia bukan merasa kecewa pada Rismi, namun semua penyesalan menggelayuti tubuh ayah Rismi. “Dia yang tega membunuh ibu saya perlahan.” *** Aku berlari kecil kegirangan karena akan bertemu ayah. Sudah seminggu aku tinggal dirumah nenek karena ibu sibuk bekerja mencari upah untuk membiayai pengobatan ayah yang saat ini sedang berbaring lemas diatas kasur rumah sakit. Aku benci rumah sakit. ketika aku berjalan dilingkungan rumah sakit, bau obat-obatan selalu berterbangang dan menusuk hidungku. Mungkin ayah juga membenci tempat itu. “Rismi, jangan lari-lari nak.” Ibu memanggilku dari belakang, meraih tubuhku dan menggandeng tangan kecilku. ibu awalnya memasang wajah kesal, namun akhirnya dia tersenyum ketika aku tersenyum le