Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

BERDAMAI DENGAN KENYATAAN

Gambar
“Aku sudah bertanya pada diriku dan berusaha untuk memahami diri sendiri. Sudah menghapus penyesalan yang pernah bersarang di lubuk hati. Tapi masih saja tidak terima dengan apa yang terjadi. Aku selalu terngiang dengan ‘itu’, dia masih datang menghantui pikiranku.” Ya, hal itulah yang ternyata menjadi masalah dalam hidupku. Kenapa masalah? Karena aku belum move on. Move on adalah istilah kata yang populer di genarasi muda saat ini. Kata serapan dari bahasa inggris yang bermakna ‘pindah’. Kalau bahasa islaminya itu Hijrah , maknanya juga sama yaitu ‘pindah’. Sudah paham tentunya tentang move on disini, tapi bukan tentang asmara ya, pindah ke lain hati. Waduh.. Tadi aku menulis ‘belum move on ’. Memang untuk move on tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebetulnya, jauh sebelum dari move on ada hal yang perlu di perhatikan, yaitu “Apakah kita sudah menerimanya?” Ya, menerima bisa dikatakan adalah pintu utama dari move on . Menerima disini berarti kita harus ikhlas,

MENYESAL?

Gambar
Hampir 20 tahun aku menempuh hidup, sudah seperlima abad rupanya. Selalu berharap untuk diberikan yang terbaik dan kesempatan-kesempatan menghadiri hidup, tentu pada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Aku ingin berbagi cerita dengan menengok ke belakang sambil menyelami jejak hidupku sebelum mencapai usia seperlima abad. Apakah kehidupan yang ku lewati banyak penyesalan atau kebahagiaan selalu menyelimuti? Aku tidak ingin berkata menyesal ataupun bahagia sepenuhnya, justru berpikir bahwa hidup tidak perlu ada yang disesalkan, karena yang menjalani dan memilih jalan hidup adalah kita sendiri. “Penyesalan selalu ada di akhir.” Acap kali kalimat itu terdengar ketika sesuatu yang tidak baik terjadi pada diri kita. Akupun pernah berkata demikian. Tapi jika berpikir lagi, memang tidak ada yang perlu disesalkan. Mungkin sebelumnya aku khilaf terhadap sesuatu atau aku menempuh jalan yang belum tepat. Ya, jalan yang belum tepat dan itu bukan jalan yang salah. Jadi jika teman-teman menyesa
Gambar
SISI TERBAIK DARI KEADAAN YANG TERBURUK. Hutan Mangrove, Kulon Progo, DI. Yogyakarta  Apa ada yang pernah merasa dunia ini tidak adil? Atau malah ingin mengatakan bahwa Tuhan itu tidak adil? Hanya karena apa yang terjadi pada kita itu tidak sesuai yang diharapkan. Jika aku berpikir demikian, rasanya kebaikan sedang tidak berpihak pada ku, bahkan semesta menjauh dari ku. Ketika sedang terpuruk, rasanya ingin sekali bercerita dan meluahkan segala emosi. Tapi, kala bercerita, pada orang yang terdekat dan terpercaya pun, kadang mereka tetap saja tidak akan paham. Mengapa? Karena mereka tidak tahu apa yang terjadi pada kita. sekalipun bilang “paham” tetap saja, yang merasakan adalah kita sendiri. Tapi, memang sedikit lebih lega, walaupun kadang tidak ada saran atau solusi, hati sedikit terasa lebih tenang. Senang rasanya berbagai kata-kata penyemangat keluar dari mulut mereka. Terkadang, jika susah untuk bercerita secara langsung, pelarian terbaik adalah merangkai kata. Ent