BERDAMAI DENGAN KENYATAAN


“Aku sudah bertanya pada diriku dan berusaha untuk memahami diri sendiri. Sudah menghapus penyesalan yang pernah bersarang di lubuk hati. Tapi masih saja tidak terima dengan apa yang terjadi. Aku selalu terngiang dengan ‘itu’, dia masih datang menghantui pikiranku.” Ya, hal itulah yang ternyata menjadi masalah dalam hidupku. Kenapa masalah? Karena aku belum move on.

Move on adalah istilah kata yang populer di genarasi muda saat ini. Kata serapan dari bahasa inggris yang bermakna ‘pindah’. Kalau bahasa islaminya itu Hijrah, maknanya juga sama yaitu ‘pindah’. Sudah paham tentunya tentang move on disini, tapi bukan tentang asmara ya, pindah ke lain hati. Waduh..

Tadi aku menulis ‘belum move on’. Memang untuk move on tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebetulnya, jauh sebelum dari move on ada hal yang perlu di perhatikan, yaitu “Apakah kita sudah menerimanya?” Ya, menerima bisa dikatakan adalah pintu utama dari move on. Menerima disini berarti kita harus ikhlas, legowo, lapang dada dengan apa yang terjadi pada kita. Menerima fakta atau kenyataan bahwa kita berada di posisi yang saat ini.  Menerima sesuatu dengan ikhlas itu bukan perkara yang mudah, walaupun kita tahu bahwa tidak ada yang lebih indah dibandingkan dengan hati yang ikhlas. Bahkan kita selalu meyakinkan dan menghibur diri jika semua yang diikhlaskan akan kembali dengan kebaikan yang lebih besar.

Sudah tahu fakta dimana posisi kita saat ini, sudah siap mengikhlaskan dan menerima kenyataan, itu berarti kita sudah membuka pintu dan siap melangkah menuju untuk move on. Setelah sampai di lokasi move on, kita buka lembaran baru yang diiringi strategi baru untuk tujuan besar yang kita harapkan. Keep positive thinking.

Ayo Hijrah, berjalan bersama menggapai asa, dan berjumpa kembali dengan segudang mimpi yang sudah tercapai. Mari saling menginspirasi.

Salam


Nafida Nurhidayati.
Yogyakarta, 25 Dzulqoidah 1440 H /28 Juli 2019 M
07.13 WIB

Ilustrasi oleh @nafida_n atau saya sendiri. EHE

Komentar

  1. Mungkin bersikap seolah-olah kita sudah move on, atau kita sudah punya ganti yang lebih baik dari yang duli bisa membantu move on mbak. Dari sana muncul teori seolah-olah yang dimuculkan oleh seorang psikolog terkenal William James. Mencoba sedikit berbagi ilmu mbak..hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA REVIEW: SOLOMON’S PERJURY – SUMPAH PALSU SOLOMON